Kelekatan Orang Tua dengan Anak dari Sudut Pandang Pola Asuh

Nur Halizah*

Ketika berbicara tentang kelekatan anak dengan orang tua, dalam membangun kelekatan antara anak dan orangtua perlu adanya komunikasi interpersonal antara anak dan orangtua. Komunikasi interpersonal merupakan bagian terpenting dari interaksi keterikatan antara individu dengan seseorang atau anak dengan orang tua dalam sebuah keluarga, melalui komunikasi interpersonal hubungan keterikatan antara anak dan orang tua menjadi lebih kuat.

Menurut Bowlby attachment (kelekatan) adalah adanya suatu relasi atau hubungan antara figur sosial tertentu dengan suatu fenomena tertentu yang dianggap mencerminkan karakteristik relasi yang unik. Kelakatan akan bertahan cukup lama dalam rentang kehidupan manusia yang dimulai dengan keterikatan antara anak dan ibu  atau sosok pengganti ibu seperti pengasuh. Attachment merupakan suatu hubungan emosional yang afektif antara individu yang satu dengan individu yang lain yang mempunyai arti khusus, dalam hal ini biasanya hubungan tersebut ditujukan untuk ibu atau pengasuh. Hubungan yang dibangun bersifat timbal balik, hubungan ini bertahan cukup lama dan memberikan rasa aman meski figur kelekatan tidak terlihat oleh mata anak. 

Hubungan kelekatan anak pada orangtua diukur berdasarkan dimensi kelekatan dalam Inventory Parent and Peer Attachment (IPPA), yakni adanya kepercayaan, komunikasi dan keterasingan (Maharani, 2018). Kepercayaan merupakan hasil dari hubungan yang terjalin kuat. Kepercayaan merupakan salah satu komponen dari hubungan yang terjalin kuat antara anak dan sosok kelekatan mereka. Dasar pembentukan rasa aman menekankan pada keyakinan tentang keberadaan sosok yang dibutuhkan. Komunikasi diartikan sebagai komunikasi yang terjadi secara harmonis, adalah aspek yang membantu menciptakan ikatan emosional yang kuat antara orangtua dan anak pada masa bayi. Hubungan antara orang tua dan anak yang kuat adalah hal penting sepanjang hidup. Pada awal kehidupan bayi mencari kedekatan dan kenyamanan dengan orang tuanya saat merasakan bahaya. Pada masa remaja, mereka mencari kedekatan dan kenyamanan dalam bentuk nasehat di saat mereka merasa perlu. Oleh karena itu, komunikasi menjadi hal yang sangat penting pada masa remaja. Selama masa remaja, hubungan antara orang tua dan anak bergantung pada kedekatan, yang dikembangkan dan dijaga pada ahap awal kehidupan anak dan membantu kaum muda untuk tidak menjauhkan diri dari orang tua mereka. keterasingan merupakan hal yang berkaitan erat dengan penghindaran dan penolakan, serta merupakan dua kontruksi yang sangat penting untuk pembentukan attachment (kelekatan). Ketika seseorang merasa bahwa sosok kelekatan itu tidak hadir, maka kelekatan menjadi kurang aman. Hal ini didasarkan pada munculnya perasaan keterasingan, demikian pula hal sebaliknya jika seseorang merasa adanya kehadiran sosok kelakatan maka kelakatan akan menjadi aman dan terjaga.

Hubungan kelektan antara orangtua dan anak akan terbangun dengan adanya pola pengasuhan  dari orangtua. Pengasuhan adalah serangkaian kegiatan yang orangtua lakukan untuk mencapai perkembangan yang diharapkan dalam anak. Pola pengasuhan orangtua akan berdampak pada hubungan kelekatan antara orangtua dan anak. Hubungan keterikatan berkembang melalui pengalaman bayi selama awal kehidupan. Perkembangan ini sangat dipengaruhi oleh kepekaan ibu terhadap respons yang dimilikinya. Apa yang bayi berikan, sesegera mungkin atau tertunda, respon yang diberikan sudah sesuai atau belum. Kelekatan (attachment) adalah hubungan emosional. Ada cinta antara satu orang dengan orang lain memiliki arti khusus, hubungan yang dibina akan berlangsung cukup lama dan memberikan rasa aman, meski kita tidak bisa melihat gambaran di dalamnya dari sudut pandang anak.

Pentingnya pola asuh yang efektif menjadi topik yang selalu ditekankan dalam antisipasi dalam lingkungan modern. Modernisasi adalah situasi yang tidak dapat dihindari dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan anak-anak saat ini. Namun, pengaruh modernisasi dapat dikendalikan dari upaya orang tua untuk secara intensif mengajarkan anak-anak tentang nilai-nilai tradisional. Hal ini dimaksudkan untuk menyeimbangkan pengaruh teknologi yang dapat mengubah atau bahkan menghambat keterampilan sosial dan pribadi anak. Diharapkan pencarian nilai-nilai budaya sebagai aspek yang sangat berpengaruh dalam kehidupan individu sangat diharapkan mampu menjadi pijakan bagi orang tua dalam pengasuhan anak di era modern sekarang ini. Kembali ke nilai budaya, merupakan upaya untuk mengasah nilai-nilai emosional dan spiritual yang dibutuhkan oleh anak-anak dalam pembangunan, yang tidak disediakan oleh teknologi dalam kehidupan modern. Dengan kata lain, Kebutuhan intelektual anak dapat diperoleh dengan mengikuti tren modern, namun tetap terkendali lingkungan dengan mengajarkan nilai-nilai budaya sebagai bekal keterampilan sosial untuk mengasah aspek emosi dan spiritualitas anak. Budaya dapat mempengaruhi pola asuh. Tapi kembali lagi kepada orang tua bagaimana pola asuhnya. Apakah orang tua ingin mewariskan budaya yang diturunkan dari generasi ke generasi dari nenek moyang mereka, atau mereka lebih memilih pola asuh modern yang tidak melibatkan budaya apapun dalam mengasuh anak.

Pola asuh orang tua terhadap anak akan berdampak sangat besar ketika mereka beranjak dewasa. Attacment parenting akan membuat orang tua lebih pintar dan membantu mereka lebih mencintai anak-anak mereka. Attacment parenting adalah pendekatan parenting yang melampaui penerapan aturan yang ketat. Attachment parenting adalah gaya pengasuhan yang tentunya digunakan oleh banyak orang tua, ketika orang tua membuka hati dan pikirannya terhadap kebutuhan dan perasaan anak. Yang harus diwaspadai orang tua adalah cara untuk terhubung dan tetap bersama anak-anak menjaga hubungan itu selamanya.

*Mahasiswa UIN Malang Angkatan 2021

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *