- Mengetahui lebih dalam apa itu emosi marah dan takut - Agustus 12, 2023
- Upaya Melatih Kecerdasan Emosional Marah Pada Anak Usia Dini - Agustus 12, 2023
- Belajar lebih dalam tentang Emosi Negatif “Marah” - Agustus 9, 2023
Charvienli Pudji Merzhindi*
Apakah faktor penyebab amarah hanya dikarenakan emosi tak terkendali saja?
Merujuk pada tokoh animasi hulk yang memiliki masalah kemarahan yang sangat luar biasa. Jika kita berbicara mengenai apa sih penyebab ledakan amarah hulk ini, terdapat dua opini yakni amarah yang tercipta karena trauma yang dialami atau mungkin amarah yang menjadi sumber kekuatan dari dirinya. Tokoh animasi hulk ini muncul dari pikiran seorang Buccer Banner yang dikembangkan melalui disassociate identity disorder (gangguan identitas disasosiasi), yakni masalah kemarahan yang disebabkan oleh trauma secara psikologis dari pelecehan fisik. Bahkan hulk melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa sang ibu dibunuh oleh ayahnya. Amarah yang dipendam dalam diri seseorang itu akan mengakibatkan stress yang tinggi.
Kekuatan yang muncul dari tokoh animasi hulk ini menciptakan argumen “Hulk semakin kuat semakin marah, sehingga dia bisa menjadi sangat marah”. Namun, pada hubungan argumen secara logis dan biologis bahwa pada titik tertentu saraf otak seseorang itu akan menutup reseptor hormon yang memberikan dampak seseorang akan lebih marah.
Apakah perilaku amarah yang dilontarkan seseorang kepada kita dapat mempengaruhi kepribadian?
Kepribadian itu dihasilkan melalui pembelajaran. Singkatnya apa yang kita terima sehari-hari itu yang akan melekat pada kepribadian. Tokoh animasi hulk memberi kesimpulan bahwa ekspresi kemarahan yang timbul dalam dirinya itu diperoleh melalui hasil pembelajaran yang dialaminya selama ini. Orang tua yang mengekspresikan kemarahan secara langsung di depan anaknya, dengan amarah yang sangat agresif bahkan sampai melontarkan kata-kata kasar dan melakukan tindak kekerasan untuk melampiaskan amarahnya akan membuat anak terdidik menyimpan rasa trauma mendalam. Apalagi hal-hal yang seharusnya tidak diketahui anak malah menjadi perilaku tidak baik yang dapat ditiru oleh anak. Sejatinya anak merupakan sosok yang handal dalam hal meniru.
Spielberger dalam Rita Susanti (2014) mengungkapkan bahwa emosi marah itu mengacu terhadap keadaan emosional yang melibatkan perasaan tidak senang dan subyektif. Namun kadar emosionalnya berbeda-beda dari perasaan marah yang hanya jengkel saja sampai amarah yang sangat intens.
Apa yang menyebabkan munculnya rasa marah?
Hurt feeling (perasaan yang terluka) sebanyak 50,3% menjadi penyebab utama dari emosi marah. Kemarahan itu perasaan yang cukup kuat ketika seseorang sedang merasa tersakiti atau hal buruk yang dihadapinya. Reaksi emosional akut yang disebabkan oleh beberapa situasi yang merangsang, agresif lahiriyah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan bahkan frustasi. Reaksi tersebut muncul pada sistem otomik dan reaksi darurat dari simpatetik, keduanya disebabkan karena reaksi seragam secara implisit yang memiliki sifat somatis atau jasmani maupun verbal atau lisan. Hal tersebut dikemukakan dalam dictionary of psychology oleh Chaplin pada tahun 1998.
Emosi marah merupakan suatu pemberontakan dari dalam diri ketika mendapatkan sesuatu yang tidak sepantasnya kita terima. Marah dapat dikatakan pula sebagai bentuk ekspresi diri. Greenberg dan Watson menyatakan bahwa emosi marah tidak dapat dikatakan sesuatu ekspresi yang negatif atau positif dalam tingkatan wajar. Emosi marah merupakan suatu respon yang menjadi bawaan manusia (genetik) yang memiliki keterkaitan dengan kejadian-kejadian yang membuat seseorang merasa frustasi. Marah juga dapat muncul ketika seseorang sedang dalam situasi mendapatkan hinaan, cacian, dan kekerasan. Menurut Blacknurn dan Davidson, emosi marah itu emosi yang memiliki ciri-ciri dari aktivitas sistem syaraf simpatik yang cukup tinggi dan memiliki pengaruh dengan perasaan. Tingkat amarah yang sangat berlebihan itu akan menimbulkan sifat yang berbahaya dan merusak, seperti psikopat.
Darimana rasa marah berasal?
Zaquest menyatakan bahwa marah berasal dari dua faktor yakni faktor internal dan eksternal. Faktor internal yang tentu saja berhubungan kontrol dari dalam diri sendiri dan cara merespon ketika ada masalah. Seperti namanya eksternal berarti faktor yang berasal dari luar, faktor ini terdiri dari faktor fisik dan psikis. Biasanya seseorang yang sedang kelelahan, konsumsi zat asam yang berlebih, dan tentu saja hormon kelamin itu akan memengaruhi emosi marah. Faktor psikis ini disebabkan oleh kepribadian (konsep diri) yang salah, seseorang yang memiliki Minderwaardigheid Complex (rendah diri), Superiority Complex (sombong), Egosentris (terlalu mementingkan diri sendiri), akan menimbulkan amarah yang bergejolak ketika sesuatu yang dihadapinya tidak sesuai dengan ekspektasi.
Apakah rasa takut dan cemas itu dapat membuat seseorang marah?
Dalam buku Fears and Phobias, dr. Tony Whitehad mendefinisikan bahwa takut merupakan sesuatu yang memiliki hubungan antara perasaan emosional dan jasmaniah secara kompleks. Menurut Gunarsa rasa takut itu dapat ditimbulkan oleh ancaman sehingga seseorang akan cenderung memiliki perasaan cemas untuk menghindari hal tersebut. Rasa takut ini tergolong dalam emosi yang esensial. Rasa takut menjadi cara dari diri sendiri untuk menghindari atau melindungi diri sehingga emosi akan muncul secara bersamaan.
“Fear is not real. It is the product of thoughts you greats. Dangeris very real, but fear is a choice.”
Reaksi psikologis terhadap suatu tekanan merupakan bagian dari kecemasan yang akan menimbulkan rasa khawatir secara berlebihan. Hal tersebut diungkapkan dalam kamus ASAP Directory of Anxiety and Panic Disosder. Rasa takut menurut Ensiklopedia Indonesia diartikan sebagai reaksi kejiwaan yang berhubungan dengan hati nurani yang dapat timbul bersama gejala-gejala jasmaniah.
Rasa takut muncul karena kita mengetahui penyebabnya. Biasanya rasa takut yang dialami seseorang itu ketika ia mendapatkan ancaman. Rasa takut yang berasal dari sesuatu yang tidak diketahui, biasanya seseorang itu tidak sadar akan sesuatu yang mengancam atau phobia dengan sesuatu. Dari fenomena alam dan sosial juga dapat menjadi penyebab rasa takut.
*Mahasiswi PIAUD UIN Malang Angkatan 2021