Screen time dapat berdampak positif dan negatif tergantung waktu screen time yang anak lakukan. Terdapat batasan waktu screen time yang baik menurut usia anak. Untuk usia 0-12 bulan anak tidak dianjurkan melakukan screen time. Untuk usia 2-5 tahun maksimal 1 jam/hari. Sedangkan untuk anak usia 6 tahun ke atas maksimal 2 jam/hari.
Screen time berlebihan pada anak menjadi masalah yang serius belakangan ini. Sebagai orang tua harus dapat mengawasi dan membimbing anak agar screen time menjadi hal yang positif untuk anak, bukan malah menjadi negatif.
Mahasiswa Asistensi Mengajar PIAUD UIN Malang mengadakan acara seminar parenting yang bertempat di RA Al Jihad. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 04 Mei 2024 yang dihadiri oleh wali murid kelompok A. Tema seminar parenting kali ini adalah “Kurangi Screen Time Anak Demi Kesehatannya” Dengan narasumber luar biasa kami yakni Ibu Rikza Azharona Susanti, M. Pd. Beliau merupakan salah satu dosen Pendidikan Islam Anak Usia Dini UIN Malang.
Acara seminar parenting dibuka oleh master of ceremony dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
“Saya senang mahasiswa asistensi mengajar UIN Malang mengadakan acara seminar dengan tema screen time ini. Karena anak sekarang itu pasti tidak jauh dari yang namanya screen time. Silahkan ibu-ibu wali murid bertanya sebanyak-banyaknya kepada ahlinya yakni Bu Rikza,” ujar Kepala RA Al-Jihad Ibu Antakuna Sholikhah, ST, S. Pd, M. Pd saat sambutan.
Seminar parenting ini dimulai pukul 07.30 – 10.00. Walaupun berlangsung singkat tapi seminar kali ini dapat menjadi wadah diskusi antara orang tua, guru sekolah, dan pemateri.
Screen time dapat berdampak positif dan negatif tergantung waktu screen time yang anak lakukan. Terdapat batasan waktu screen time yang baik menurut usia anak. Untuk usia 0-12 bulan anak tidak dianjurkan melakukan screen time. Untuk usia 2-5 tahun maksimal 1 jam/hari. Sedangkan untuk anak usia 6 tahun ke atas maksimal 2 jam/hari.
Dari batasan-batasan tersebut, kita sebagai orang tua harus dapat tegas dan tidak memberikan kelonggaran kepada anak. Terkadang orang tua yang terlalu sibuk lupa akan batasan screen time anak. Dan anak akan menggunakan kesempatan itu untuk berlama-lama di depan gadget sampai orang tuanya melarang.
Lebih lanjut, pemateri menjelaskan dampak positif dari screen time untuk anak. Screen time menjadi hiburan yang menyenangkan. Dapat mengembangkan motorik halus anak, melalui gadget anak bisa bermain game yang melatih otot jari dan tangannya. Untuk mengembangkan kemampuan daya ingat, penalaran dan kreatif. Sekarang banyak game di gadget yang dapat mengembangkan daya ingat hingga penalaran anak. Maka sebagai orang tua harus selalu mengawasi apa saja yang anak akses dan game apa yang anak mainkan.
Dibalik dampak baik screen time, terhadap dampak buruk yang ternyata dapat menyerang kesehatannya. Dampak buruk screen time berlebihan pada anak diantaranya:
Mata anak mudah lelah. Normalnya, mata berkedip sekitar 15 kali per menit. Namun ketika dipaksa untuk fokus dan menatap sesuatu dalam waktu yang terlalu lama, terlebih menatap layar digital, mata hanya akan berkedip sekitar 5-7 kali dalam per menit.
Selanjutnya, screen time memicu mata minus pada anak. Saat ini banyak anak yang masih kecil sudah menggunakan kacamata tebal, ternyata screen time menjadi salah satu alasannya.
Tak hanya itu, tidur anak menjadi tidak teratur. Karena screen time sebelum tidur akan membuat anak mengalami insomnia. Pemateri menjelaskan tidak hanya anak yang mengalami insomnia ketika membuka gadget sebelum tidur. Kita sebagai orang tua saja ketika belum menuntaskan apa yang kita tonton pada layar pasti akan terbayang-bayang sampai susah tidur.
Anak mengalami obesitas juga menjadi dampak buruk screen time. Sebab saat bermain gadget akan malas melakukan kegiatan fisik. Alhasil, lemak menumpuk di tubuh dan mengakibatkan obesitas.
Pada akhir materi, Ibu Rikza menjelaskan tentang bagaimana mengurangi screen time pada anak. Ibu Rikza bertanya kepada wali murid, bagaimana cara orang tua mengurangi screen time anak?
Salah satu wali murid, bernama Ibu Maya menjawab bahwa beliau biasanya memberikan batasan waktu kepada anak. Tak hanya itu, beliau menautkan televisi dengan gadget orang tua. Jadi, ketika waktu anak habis maka orang tua otomatis mematikan televisi melalui gadget orang tuanya.
Pemateri menjelaskan cara mengurangi screen time anak, yang pertama mengatur screen time orang tua. Children see, children do. Apa yang anak lihat maka yang anak lakukan. Oleh karena itu, orang tua harus membiasakan tidak memegang gadget di depan anak.
Cara yang kedua yakni dengan menghindari melakukan screen time menjelang tidur dan makan tanpa screen time.
Cara yang ketiga dengan metode time out. Metode ini dilakukan agar anak tidak kaget dan siap jika sebentar lagi waktu screen time habis. Misalnya: anak diberi waktu satu jam, maka 15 menit sebelum waktu selesai. Orang tua harus mengingatkan, “Nak, 15 menit lagi waktunya habis.” Jangan langsung merebut gadget pada anak ketika waktu habis, maka anak bisa tantrum dan tidak terima karena belum siap.
Sesi materi telah usai, dilanjut dengan sharing session selama 30 menit, di mana beberapa wali murid bertanya kepada Ibu Rikza terkait screen time anak di rumah dan cara mengatasinya. Acara seminar parenting di RA Al-Jihad ditutup dengan foto bersama wali murid, guru, dan pemateri.
Kontributor :
- Aura Syafa Maharani_023
- Putri Ariftya Dewi_008
- Affa Muna Zaeda Shafwa_038
- Lusty Hamidah_039
- Mahasiswa PIAUD UIN Malang Raih Juara Pertama di Lomba Nasional Alat Permainan Edukatif Diesnatalis PIAUD ke-11 UNSIKA - Oktober 31, 2024
- Dosen PIAUD Turut Meriahkan ICIED ke-9 Dengan Luncurkan Buku Baru - Oktober 18, 2024
- Implementasi MoU, Dosen PIAUD Unsika Karawang Mengajar Mahasiswa PIAUD UIN Malang - Oktober 17, 2024