Warisan Jean Piaget

Akhmad Mukhlis

Tulisan ini adalah pembuka serial teori perkembangan dengan tema Jean Piaget. Pada seri selanjutnya, akan dipaparkan secara bertahap terkait teori Piaget. 

Jean Piaget mungkin merupakan salah satu nama yang paling banyak dikenal di dunia pendidikan dan juga psikologi tentunya. Teori perkembangan kognitif Jean Piaget bukan hanya terkenal di bidang psikologi dan pendidikan, tetapi juga sekaligus menjadi bahan kritik dalam kedua bidang tersebut. Terlepas dari kritik, teori tersebut memiliki dampak yang cukup besar pada pemahaman kita tentang perkembangan anak. Pengamatan Piaget bahwa anak-anak benar-benar berpikir secara berbeda dari orang dewasa membantu mengantarkan era baru penelitian tentang perkembangan mental anak-anak.

Bukti Bahwa Kita Terpengaruh Piaget

Fokus Piaget pada pengembangan kualitatif memiliki dampak penting pada pendidikan. Sementara Piaget tidak secara khusus menerapkan teorinya, banyak program pendidikan sekarang dibangun di atas keyakinan bahwa anak-anak harus diajar sesuai dengan tingkat atau tahapan perkembangan mereka. Selain itu, sejumlah strategi instruksional telah diturunkan dari karya Piaget. Strategi ini termasuk menyediakan lingkungan yang mendukung, memanfaatkan interaksi sosial dan pengajaran sebaya, dan membantu anak-anak melihat kekeliruan dan inkonsistensi dalam pemikiran mereka.

 

Kritik Terkait Metodologi

Metodologi penelitian Piaget dianggap bermasalah karena fakta bahwa ia jarang merinci bagaimana pesertanya dipilih (masalah pemilihan sampel). Saat sampai pada kesimpulan teori, Piaget juga hanya memiliki sedikit detail statistik.

Metode penelitian adalah salah satu hal yang paling banyak mendapatkan kritik dari teori Piaget. Jika kita membaca Piaget, kita akan tahu bahwa sumber inspirasi utama teori ini adalah pengamatan jangka panjang Piaget terhadap ketiga anaknya sendiri. Selain itu, Piaget juga melakukan observasi pada anak-anak lain. Namun sayangnya sampelnya terlampau kecil dan dianggap hanya berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang ekonomi dan kelas sosial tinggi. Selain itu, hampir semua sampel penelitian Piaget adalah circle Piaget yang berasal dari kalangan profesional berpendidikan tinggi. Banyak ahli menyatakan bahwa sampel tersebut tidak representatif, sehingga sulit untuk menjadikan hasil temuan Piaget sebagai tolok ukur bersama (generalilasi) pada populasi yang lebih besar dan memiliki variasi yang lebih luas.

Masalah lain terletak pada kurangnya variabel yang didefinisikan secara operasional dan jelas oleh Piaget. Untuk mereplikasi pengamatannya dan mengukur secara objektif bagaimana satu variabel menyebabkan perubahan pada variable lain, peneliti perlu memiliki definisi yang sangat spesifik dari setiap variabel. Sebagian besar terminologi yang terkait dengan teori Piaget tidak memiliki definisi operasional ini, sehingga sangat sulit bagi peneliti untuk mereplikasi karyanya secara akurat.

Terkait Variasi Tahapan Perkembangan

Banyak hasil penelitian telah membantah argumen Piaget bahwa semua anak secara otomatis akan pindah ke tahap perkembangan berikutnya dan selalu melewati 4 tahapan Piaget. Beberapa data menunjukkan bahwa faktor lingkungan mungkin berperan dalam tahapan perkembangan operasional formal (tahapan terakhir).

Teori Piaget tampaknya menunjukkan bahwa mencapai tahap operasional formal adalah tujuan akhir perkembangan, namun tidak jelas apakah semua orang benar-benar mencapai tugas perkembangan yang merupakan ciri dari operasional formal. Bahkan sebagai orang dewasa, orang mungkin berjuang untuk berpikir secara abstrak tentang situasi, jatuh kembali pada cara berpikir operasional yang lebih konkret.

Teori ini juga tampaknya menunjukkan bahwa perkembangan intelektual sebagian besar selesai pada usia 12 tahun. Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa masa remaja dan dewasa awal juga merupakan periode perkembangan kognitif yang penting.

Pendekatan Piaget terkait tahapan perkembangan juga dianggap banyak memiliki permasalahan terutama menganggap variasi individu seolah tidak ada.

Banyak Anak Lebih Dari Dugaan Piaget

Sebagian besar peneliti setuju bahwa anak-anak memiliki banyak kemampuan pada usia lebih dini daripada yang diduga Piaget. Penelitian teori pikiran (theory of mind) yang dilakukan oleh Henrike Moll dan Andrew N. Meltzoff misalnya menemukan bahwa anak-anak berusia 4 dan 5 tahun memiliki pemahaman yang lebih canggih dari duagaan Piaget. Dalam publikasi yang berjudul How does it look? level 2 perspective-taking at 36 months of age yang dipublikasikan tahun 2011 di Jurnal Child Development tersebut mereka menemukan bahwa bayi berusia 36 bulan mengetahui bagaimana suatu objek terlihat oleh orang lain. Mereka juga telah mampu mengetahui bahwa seseorang tetap saja sama walaupun menggunakan penampilan yang berbeda.

Penelitian tersebut merupakan satu dari banyak penelitian yang menyebutkan bahwa anak-anak pada usia telah memiliki beberapa kemampuan untuk mengambil perspektif orang lain. Ini berarti mereka jauh lebih cepat mengurai kadar egosentris yang diyakini Piaget.

Legacy Piaget

Terlepas dari berbagai kritik, kebanyakan orang dapat menghargai pengaruh dan warisan Piaget. Karyanya membangkitkan minat dalam perkembangan anak dan memiliki dampak besar pada masa depan pendidikan dan psikologi perkembangan.

Sementara metode penelitiannya tidak sempurna, karyanya merintis pengembangan apa yang sekarang dikenal sebagai metode klinis. Pendekatan ini melibatkan melakukan wawancara intensif dengan subjek tentang proses berpikir mereka sendiri.

Teori Piaget juga membantu mengubah cara berpikir para peneliti tentang anak-anak. Daripada hanya melihat mereka sebagai versi kecil dari orang dewasa, para ahli mulai menyadari bahwa cara berpikir anak-anak pada dasarnya berbeda dari cara berpikir orang dewasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *