Seminar Nasional PIAUD UIN Malang: Menggali Filosofi dan Prinsip Montessori Bersama Ms. Rosalynn Tamara

Anak-anak adalah peniru yang ulung, dengan kemampuan menyerap segala hal yang mereka lihat dan alami setiap hari. Apa yang dilakukan oleh orang tua di rumah akan menjadi contoh yang paling nyata bagi anak.

Pada siang yang hangat di tanggal 19 September 2024, aula PIAUD UIN Malang dipenuhi dengan semangat para peserta seminar nasional yang haus akan ilmu. Seperti sebutir benih yang menanti hujan, para hadirin dengan antusias mengikuti acara seminar nasional dengan tema “Introduction to Montessori Philosophy and Principles.” Seminar ini menghadirkan Ms. Rosalynn Tamara, seorang pendidik berpengalaman yang juga merupakan Founder dan Academic Directress Montessori Haus Asia. Dengan penuh kehangatan dan kebijaksanaan, beliau memaparkan filosofi Montessori yang mengedepankan kebebasan, kemandirian, dan penghormatan terhadap jiwa anak, seolah menanamkan harapan baru bagi dunia pendidikan anak usia dini.

Acara yang dimulai pada pukul 12.30 ini dipandu oleh moderator Ibu Dessy Putri Wahyuningtyas, M.Pd., salah satu dosen PIAUD UIN Malang. Dalam pemaparan yang disampaikan, Ms. Rosalynn mengajak para peserta menyelami metode Montessori, sebuah pendekatan di mana anak-anak belajar secara alami melalui aktivitas mereka dan karakter mereka berkembang melalui kebebasan. Filosofi ini, yang dikembangkan oleh Dr. Maria Montessori, menekankan pentingnya pendidikan yang berpusat pada anak serta memperlakukan mereka dengan penuh rasa hormat.

Ms. Rosalynn menjelaskan bahwa sistem Montessori mendukung anak-anak untuk berkembang sesuai dengan jalur alami mereka, terutama selama enam tahun pertama kehidupan, yang disebut sebagai periode “pikiran penyerap.” Pada masa ini, anak-anak menyerap segala hal dari lingkungan sekitarnya seperti spons. Montessori juga mengenali adanya “periode sensitif”, yakni saat-saat di mana anak-anak paling siap untuk mempelajari keterampilan dan pengetahuan tertentu. Lingkungan pembelajaran dalam metode Montessori dirancang untuk mendukung kemandirian, kebebasan bergerak, dan pilihan aktivitas, dengan tujuan menciptakan individu yang mandiri dan mampu mendidik diri sendiri.

Tidak hanya berbicara, Ms. Rosalynn juga menyegarkan suasana dengan mengajak para peserta bermain game yang membangkitkan semangat dan fokus. Para peserta pun terlibat dengan antusiasme yang tinggi, merasa terinspirasi oleh cara Montessori memandang pendidikan sebagai hadiah yang berdiri sendiri, bukan sesuatu yang perlu diraih dengan penghargaan eksternal.

Ketika sesi tanya jawab dibuka, salah satu pertanyaan menarik yang diajukan peserta adalah tentang bagaimana penerapan model Montessori ini terhadap agama?. Ms. Rosalynn dengan bijaksana menjelaskan bahwa model Montessori berpendapat bahwa pendidikan agama pertama kali diperoleh di rumah, dari keluarga bukan dari sekolah.

Anak-anak adalah peniru yang ulung, dengan kemampuan menyerap segala hal yang mereka lihat dan alami setiap hari. Apa yang dilakukan oleh orang tua di rumah akan menjadi contoh yang paling nyata bagi anak. Di sekolah, waktu yang dimiliki anak untuk belajar agama mungkin terbatas, namun di rumah, orang tua adalah cermin utama. Jika orang tua taat beragama dan secara konsisten menunjukkan praktik keagamaan dalam kehidupan sehari-hari, anak pun akan mengikuti dan meniru, sebaliknya jika tidak. dan tentunya jawaban yang pemateri paparkan mempunyai rujukan yakni dari buku-buku dari sang penemu model yakni Maria Montessori.

Setelah menjawab berbagai pertanyaan dengan lugas dan memuaskan, suasana seminar semakin hangat. Ms. Rosalynn menutup sesi tanya jawab dengan pesan mendalam bahwa pendidikan adalah tonggak kehidupan yang membentuk masa depan setiap individu. Sebagai penutup yang mengharukan, beliau membagikan bukunya secara gratis kepada para peserta, sebuah momen yang semakin mempererat hubungan antara narasumber dan peserta seminar.

Kemudian acara dilanjutkan dengan persembahan spesial dari Minke Aulan Nisa, perwakilan mahasiswa PIAUD angkatan 2022, yang menyanyikan sebuah lagu ciptaan dari para mahasiswa PIAUD UIN Malang yang memeriahkan suasana. Seminar nasional ini kemudian ditutup dengan sesi foto bersama yang mengabadikan momen berharga dan kebersamaan yang tercipta hari itu.

Seminar ini bukan hanya sebuah acara akademik, melainkan sebuah pengalaman yang mendalam dan bermakna, baik bagi Ms. Rosalynn Tamara sebagai pemateri, maupun bagi para peserta. Filosofi Montessori yang dipaparkan mengundang refleksi mendalam tentang pentingnya kebebasan, kemandirian, dan rasa hormat dalam pendidikan anak usia dini.

Penulis : Syarifatul Khusniyah