Bersikap Bijak Dalam Mengontrol Emosi Marah Pada Anak Usia Dini

Kolom Mahasiswa

Oleh: Syarifatul Khusniyah*

Emosi marah seringkali dianggap sebagai emosi yang tidak diinginkan. Padahal, emosi marah merupakan emosi yang normal dan bahkan penting bagi perkembangan anak.

Emosi marah adalah respons alami yang dirasakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita mengalami marah, tubuh kita mengalami perubahan fisik dan emosi yang dapat mempengaruhi perilaku dan interaksi sosial kita. Penting bagi kita untuk belajar mengelola dan mengekspresikan emosi marah ini dengan cara yang sehat dan bijaksana (Ekman, 2010).

Marah juga pasti akan dialami oleh anak usia dini. Namun, sebagian orang tua seringkali menganggap emosi marah pada anak sebagai perilaku yang tidak diinginkan dan perlu segera diatasi. Padahal, sebenarnya marah adalah emosi yang normal dan penting bagi perkembangan anak (Dunn, 2018).

Menurut (American Psychological Association, 2017), marah adalah respon alami terhadap situasi yang membuat anak merasa tidak nyaman atau merugikan dirinya. Emosi ini dapat membantu anak mengatasi perasaan tidak puas atau tidak adil. Namun, jika tidak diatur dengan baik, marah dapat mengganggu interaksi sosial anak dan memicu perilaku agresif. Sebagai orang tua, kita dapat membantu anak mengelola emosi marah dengan cara yang tepat. Berikut adalah beberapa tips yang dapat diterapkan dalam mengelola emosi marah pada anak:

1.      Mengajarkan anak untuk mengenali emosi marah

Sebelum anak dapat mengatur emosinya, ia perlu belajar mengenali dan memahami apa yang dirasakannya. Sebagai orang tua, kita dapat membantu anak mengenali emosi marah dengan mengajarkan mereka untuk memperhatikan perubahan fisik dan emosional yang terjadi saat mereka merasa marah. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menanyakan perasaan anak, seperti “Kenapa kamu merasa marah?” atau “Apa yang membuat kamu merasa kesal?”. Dengan mengajarkan anak untuk mengenali emosi marah, mereka dapat lebih mudah memahami dirinya sendiri dan mengatasi emosi marah dengan cara yang tepat (Raising Children Network, 2020).

2.      Membantu anak mengekspresikan emosi marah dengan cara yang sehat

Setelah anak dapat mengenali emosi marah, orang tua dapat membantu mereka mengekspresikan emosi tersebut dengan cara yang sehat dan tidak merugikan orang lain. Misalnya, dengan mengajarkan anak untuk mengambil napas dalam-dalam, menghitung hingga sepuluh sebelum bereaksi, atau menulis jurnal tentang perasaannya. Dengan cara ini, anak dapat belajar mengekspresikan emosi marah dengan cara yang lebih terkontrol dan tidak merugikan orang lain (Three, 2016).

3.      Meningkatkan keterampilan sosial anak

Menurut (Janssen, 2018) keterampilan sosial yang baik dapat membantu anak mengatasi rasa marah dengan cara yang sehat. Orang tua dapat membantu anak meningkatkan keterampilan sosial mereka dengan mendorong mereka untuk bermain bersama teman sebaya, belajar berbagi, dan menghormati perbedaan. Hal ini dapat membantu anak lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya dan mengurangi kemungkinan terjadinya konflik yang dapat menimbulkan emosi marah.

4.      Memberikan contoh perilaku yang baik

Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat dan alami. Sebagai orang tua, kita dapat memberikan contoh perilaku yang baik saat menghadapi situasi yang menimbulkan emosi marah. Misalnya, dengan menunjukkan cara menyelesaikan konflik secara damai dan menghindari perilaku agresif. Dengan memberikan contoh perilaku yang baik, anak dapat belajar mengatasi emosi marah dengan cara yang sehat dan tidak merugikan orang lain (Janssen, 2018).

5.      Memberikan dukungan dan perhatian yang cukup

Anak yang merasa didukung dan diperhatikan oleh orang tua cenderung lebih mudah mengatasi emosi marah. Sebagai orang tua, kita dapat memberikan dukungan dan perhatian yang cukup dengan cara mendengarkan keluhan anak, memberikan pujian dan penghargaan ketika anak melakukan hal-hal positif, serta memberikan waktu berkualitas bersama. Hal ini dapat membantu anak merasa lebih dicintai dan dihargai, sehingga mereka lebih mudah mengatasi emosi marah dan tumbuh menjadi anak yang bahagia.

Meskipun marah adalah emosi yang normal dan penting bagi perkembangan anak, namun apabila tidak diatur dengan baik, marah dapat mengganggu interaksi sosial anak dan memicu perilaku agresif. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk membantu anak mengelola emosi marah dengan cara yang tepat.

Anak usia dini seringkali masih belum mampu mengendalikan emosi mereka dengan baik. Karena itu, sebagai orang tua, kita harus membantu mereka mengatasi emosi marah dengan cara yang tepat. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengajarkan anak untuk mengenali emosi marah. Dengan mengenali emosi marah, anak dapat lebih mudah memahami dirinya sendiri dan mengatasi emosi marah dengan cara yang tepat.

Sebagai orang tua, kita juga harus memberikan contoh perilaku yang baik saat menghadapi situasi yang menimbulkan emosi marah. Dengan memberikan contoh perilaku yang baik, anak dapat belajar mengatasi emosi marah dengan cara yang sehat dan tidak merugikan orang lain (Eisenberg, N., Fabes, R. A., & Spinrad, 2006).

Dalam mengelola emosi marah pada anak usia dini, penting bagi orang tua untuk memiliki kesabaran dan konsistensi dalam memberikan dukungan dan bimbingan. Jangan lupa juga untuk terus mengamati perkembangan anak dan jika perlu berkonsultasi dengan ahli psikologi. Dengan membantu anak mengelola emosi marah dengan cara yang tepat, anak akan dapat tumbuh dan berkembang dengan sehat dan bahagia.

Terakhir, penting bagi orang tua untuk memberikan dukungan dan perhatian yang cukup pada anak. Anak yang merasa didukung dan diperhatikan oleh orang tua cenderung lebih mudah mengatasi emosi marah. Sebagai orang tua, kita dapat memberikan dukungan dan perhatian yang cukup dengan cara mendengarkan keluhan anak, memberikan pujian dan penghargaan ketika anak melakukan hal-hal positif, serta memberikan waktu berkualitas bersama.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

2 Replies to “Bersikap Bijak Dalam Mengontrol Emosi Marah Pada Anak Usia Dini”

  1. Tulisannya bagus sekali, mudah difahami🥰tapi boleh sedikit menambahkan detail contoh sederhana bagaimana cara orang tua mengenalkan serta mengajarkan anak mengontrol emosi khususnya emosi marah. Karena seringkali anak anak kewalahan mengenal apalagi mengontrol emosinya karena orang tua tidak secara jelas menunjukkan bagaimana emosi tersebut bisa dirasakan dengan baik. Orang tua seringkali denial dan selalu mencoba mengalihkan emosi yg dirasakan anak terutama emosi yg dirasa negatif seperti marah, takut, kesal dsb. Contoh sederhana jika anak marah sampai menangis dan menolak, orang tua yg pertama harus menemani, tak perlu terburu-buru untuk menghentikan emosi yg datang, temani anak sampai anak tenang bisa dengan cara yg disebut di atas yakni mengatur nafas serta menghitung sampai 10, jika sudah tenang orang tua bisa mulai obrolan dengan memvalidasi emosi anak dulu seperti “adek marah ya mainan adek rusak”, selanjutnya bisa tawarkan solusi apa yg sebaiknya dilakukan anak “adek punya cara ga buat benerin mainannya, atau kita mau coba kegiatan lain?” Setelah itu, orang tua bisa memberi pemahaman bahwa marah itu gppa, asal marahnya jangan merusak barang ya, jangan menyakiti diri sendiri dan orang lain. Selain itu, anak anak biasanya akan belajar bagaimana orang tua mengontrol emosinya, ayah ibu bisa banget loh kalau marah sama anak obrolin saja kalau memang ayah atau ibu marah jika adek begini, saya pribadi biasanya jika anak berbuat yg merusak atau merugikan barang serta orang lain akan bilang “adek, mama marah loh,mama sedih kalau adek lempar mobil mobilannya, kalau mau lempar mainan, kita ganti permainannya ke mainan yg memang untuk dilempar ya” . 😊😊😊Semoga bermanfaat 🤍

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *