Bagaimana Kita Terkejut? Memahami Emosi Dasar Terkejut

Kolom Mahasiswa

Oleh: Baiq Adelia Elsa Apriana*

Sama seperti emosi dasar lainnya, mengelola emosi terkejut sangatlah penting. Dalam jangka panjang, emosi terkejut dapat berdampak pada kesehatan manusia

Terkejut biasa terjadi ketika munculnya sesuatu yang tidak terduga atau suara yang keras yang tidak diduga. Perlu diketahui bahwa terkejut termasuk ke dalam salah satu dari tujuh jenis emosi dasar. Hal ini sesuai yang disebutkan oleh Plutchik (2003) bahwa terdapat beberap emosi dasar (basic emotion) yaitu, penerimaan (acceptance), jijik (disgust), gembira (joy), takut (fear), kesedihan (sadness), marah (anger), dan terkejut (surprise). Emosi terkejut sendiri dapat dilihat contohnya ketika kita mengagetkan teman dari belakang pintu. Hal tersebut sering kali kita lakukan pada teman kita sebagai bentuk guyon atau candaan. Namun, masih banyak lagi penyebab munculnya emosi terkejut selain mengagetkan teman tadi. Jadi, berikut ini kita akan membahas apa sebenarnya terkejut itu, seperti apa cirinya, dan apa saja penyebabnya. Apakah hanya dari kegiatan mengkagetkan teman tadi terkejut dapat muncul atau ada penyebab yang lain. Serta strategi dan aktivitas apa saja yang dapat membantu kita dalam mengelola emosi terkejut.

Yang pertama kita bahas disini adalah pengertian terkejut sebagai emosi dasar. Menurut Goleman (2002) terdapat 8 jenis emosi, salah satunya adalah terkejut yang merupakan salah satu bentuk emosi yang meliputi takjub atau terpana. Sedangkan menurut Ekman disebutkan bahwa emosi terkejut adalah perasaan atas sesuatu yang tiba-tiba atau tidak terduga. Jadi, dapat disimpulkan bahwa emosi terekejut merupakan emosi yang muncul karena adanya sesuatu yang tibatiba dan tidak terduga atau juga bisa dalam bentuk takjub ataupun terpana.

Ciri Emosi Terkejut

Ciri-ciri dari emosi terkejut dapat dilihat dari tiga komponen emosi manusia. Tiga komponen tersebut yaitu, subjektif, fisiologis, dan perilaku. Dari sisi subjektif, emosi terkejut dapat diketahui melalui perasaan yang dirasakan ketika mengalami emosi terkejut. Ciri emosi terkejut secara subjektif yaitu nafas terengah-engah, otot-otot menjadi tegang (Khusniyah et al., 2023), detak jantung menjadi lebih cepat, dan merinding. Kemudian ciri fisiologis merupakan ciri-ciri emosi yang dilihat berdasarkan kondisi fisik ketika mengalami emosi terkejut. Ciri-ciri emosi terkejut berdasarkan ciri fisiologis ini, yang paling terlihat adalah ekspresi wajah. Menurut Paul Ekman dan Friesen (1984) ciri-ciri fisiologis emosi terkejut diantaranya, alis terangkat keatas, mata terbelalak, dahi mengerut, dan rahang terbuka ke bawah menyebabkan bibir dan gigi terpisah (Astiningrum & Prawitasari, 2007). Sedangkan ciri-ciri emosi terkejut berdasarkan perilaku yaitu ciri-ciri emosi terkejut berdasarkan tingkah laku pada seseorang ketika mengalami emosi tersebut. Ciri-ciri perilaku emosi terkejut yaitu, kesulitan berbicara atau menggerakkan lidahnya (Ghassani & Saifudin, 2020), bergerak menjauhi hal yang memicu munculnya emosi terkejut, berteriak, menjerit, dan terengahengah. Selain itu ciri ciri-ciri perilaku emosi terkejut yaitu tangan menutupi wajah jika hal yang mengejutkannya berupa hal yang menyeramkan, tangan memegangi, berteriak spontan (Suciati, 2014).

Jenis  Emosi Terkejut

Berdasarkan makalah Khusniyah dan kolega (2023) terdapat beberapa jenis emosi terkejut, diantaranya terpesona, kegembiraan, ketakutan, kecemasan, dan kesedihan. Terpesona merupakan jenis emosi terkejut yang diikuti dengan perasaan kagum, takjub, dan terpukau yang membuat seseorang semakin tertarik dan terpikat. Selanjutnya kegembiraan, merupakan jenis emosi terkejut yang terjadi karena sesuatu yang menggembirakan, seperti diberikan kejutan ulang tahun atau diberikan hadiah. Kemudian ketakutan, merupakan emosi terkejut yang disebabkan adanya bahaya atau ancaman, sehingga menimbulkan rasa takut, misalnya adanya perampok yang membuat kita terkejut dan juga takut karena sewaktu-waktu dia dapat melukai kita. Selanjutnya kecemasan, merupakan emosi terkejut yang diiringi dengan perasaan cemas dikarenakan adanya situasi yang membuat tidak nyaman dan tidak aman contohnya, ketika sedang menonton film hantu yang dapat membuat kita terkejut dan juga terbawa suasana tidak aman. Dan yang terakhir kesedihan, merupakan jenis emosi terkejut yang diikuti dengan perasaan sedih biasanya terjadi ketika mendengar berita kematian yang tidak kita dugaduga, sehingga membuat kita terkejut dan juga sedih.

Berikut beberapa penyebab munculnya emosi terkejut diantaranya, memiliki gangguan kecemasan, adanya trauma, dan mendengar suara keras yang tiba-tiba (Maulana, 2022). Penyebab lainnya dapat berupa berita yang mengejutkan baik yang buruk maupun berita baik, kejadian tidak terduga, dan peristiwa yang diluar nalar atau diluar ekspetasi. Mengelola emosi terkejut sangat penting, dikarenakan emosi terkejut dapat berdampak pada kesehatan jantung. Terutama bagi orang yang memiliki riwayat penyakit jantung. Mengapa demikian? Karena mudah atau tidaknya seseorang dalam terkejut, dapat digunakan sebagai petunjuk atau tolok ukur apakah orang tersebut memiliki gangguan jantung atau tidak, terutama jika mudah terkejut karena sesuatu yang wajar (Murniasih, 2019). Namun harus diketahui bahwa setiap emosi tidak dapat kita hindari, tetapi setiap emosi pasti dapat dikelola dengan baik. Emosi terkejut sendiri ada yang bersifat positif dan negatif. Sehingga ada namanya kecerdasan emosional, yaitu kecerdasan dalam mengelola emosi yang dialami.

Mengelola emosi terkejut sangat penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti serangan jantung atau lain sebagainya. Oleh karena itu dalam mengelola emosi, terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan. Strategi pertama yang paling penting yaitu mengenali emosi. Dengan mengenali emosi, kita dapat mengetahui emosi tersebut seperti apa, apa saja ciri-cirinya, dan penyebabnya. Sehingga kita dapat mengelola emosi tersebut. Strategi selanjutnya adalah dengan menenangkan diri. Dengan menenangkan diri, kita dapat mengelola berbagai emosi termasuk emosi terkejut. Biasanya menenangkan diri ini dapat dilakukan dengan menarik nafas dan mengehembuskannya dengan perlahan. Strategi lain yang dapat dilakukan yaitu mengantisipasi penyebab-penyebab yang dapat memicu keterkejutan.

Dalam mengelola emosi terkejut, terdapat beberapa kegiatan yang dapat digunakan. Kegiatan tersebut diantaranya pertama, olahraga rutin. Dengan olahraga rutin, jantung dapat menjadi lebih stabil. Selain itu, dengan olahraga yang rutin dan teratur, dapat meningkatkan kesehatan, dikarenakan dengan olahraga jantung dapat menjadi lebih kuat dalam memompa darah ke seluruh tubuh (Pribadi, 2015). Terutama bagi para lansia yang sangat rentan mengalami keterkejutan. Olahraga rutin ini juga dapat diajarkan pada anak sejak dini agar anak terbiasa olahraga dengan rutin yang bermanfaat dalam menjaga kesehatan, terutama kesehatan jantungnya. Kegiatan selanjutnya yang dapat membantu kita dalan mengelola emosi terkejut adalah meditasi. Melalui meditasi, kita akan menjadi lebih tenang dan fokus. Sehingga dapat mengontrol respon kita terhadap penyebabpenyebab munculnya emosi terkejut.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Angkatan 2022