- Mengetahui lebih dalam apa itu emosi marah dan takut - Agustus 12, 2023
- Upaya Melatih Kecerdasan Emosional Marah Pada Anak Usia Dini - Agustus 12, 2023
- Belajar lebih dalam tentang Emosi Negatif “Marah” - Agustus 9, 2023
Oleh : Alfi Najmi Rahmania*
Tidak perlu ada yang ditinggikan di dunia ini kecuali iman dan ketaatan kepada sang ilahi
Manusia Terlahir ke dunia dengan berbagai macam bentuk, dengan berbagai macam sifat dan dengan berbagai macam pola, tak heran jika kita sering merasakan perbedaan pola pada bentuk fisik maupun pada bentuk yang lain nya. Akan tetapi itu semua bukan berarti menjadi perbedaan anatara manusia satu dengan manusia lain nya, sebab di mata sang pencipta semua sama tidak ada yang berbeda, yang membedakan dari mereka ialah ketaatannya kepada sang pencipta dan sikapnya terhadap apa yang telah ditentukan oleh sang Maha pencipta.
sebab di mata sang pencipta semua sama tidak ada yang berbeda
yang membedakan dari kita adalah ketaatannya kepada sang pencipta dan sikapnya terhadap apa yang telah ditentukan oleh sang Maha pencipta. Seperti hal nya di jelaskan dalam kitab suci Al Qur’an ayat di dalam surat Al Hujurat :13 yang berbunyi
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُ وْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِن َّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan . Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.”
Dalam ayat tersebut menjelaskan Bahwa, Allah menciptakan manusia semua setara kecuali kepatuhan dan ketakwaannya terhadap sang pencipta, maka dari itu Allah menurunkan kan ayat ini untuk memberi tahu kan kepada manusia agar tidak bersifat paling tinggi dan tidak menghina seseorang karena kerendahan kedudukannya.
Lalu apa hubungannya Ayat Allah dengan perkembangan sosial emosional?
Menurut Hurlock, perkembangan sosial emosional adalah perkembangan perilaku yang sesuai dengan tuntunan sosial yang mana pada prosesnya, anak mulai merangsang rangsangan seksual, terutama yang saat ia bergaul ketika bergaul, berkelompok dan bekerja sama, sedangkan menurut Salovey dan John Mayer yang dikutip dari buku Ali Nugraha , bahwa hal-hal yang meliputi perkembangan sosial emosional yaitu: memiliki rasa empati,
mengungkapkan dan memahami perasaan. Kepekaan anak dalam memahami situasi dan perasaan terhadap orang lain dan lingkungannya sangat penting, dan hal itu harus kita tembak sedari ia masih kecil, karena sebagian besar anak itubelajar dari apa yang ia lihat maka dari itu yang perlu kita perhatikan yaitu tingkah laku diri kita sendiri (orang tua) di depan anak didik maupun anak sendiri sebab tingkat pembelajaran anak terhadap perkembangan sosial emosional dimulai dari orang tua,jika dalam tahap orang tua tersebut berhasil mengelola sosial emosionalnya maka bisa dipastikan anak akan bisa mengelola sosial emosionalnya terhadap lingkungan setempat. Perubahan sosial emosional nya bisa kita lihat dari tingkah lakunya, dari cara dia bertindak kepada temannya dari cara dia menyikapi hal hal yang ada di sekelilingnya.
Teman-teman harus tau loh bahwa sosial emosional, juga di jelas kan dalam kitab suci Al-Quran, seperti yang saya kutip dari sebuah ayat yang ada di dalam Al Quran yakni surat Al isra'(17) :9 yang berbunyi
اِنَّ هٰذَا الْقُرْاٰنَ يَهْدِيْ لِلَّتِيْ هِيَ اَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِي ْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا كَبِيْرًاۙ
Yang Artinya :”Sungguh, Al-Qur’an ini memberi petunjuk ke (jalan) yang paling lurus dan memberi kabar gembira kepada orang mukmin yang melakukan kebaikan,bahwa mereka akan mendapat pahala yang besar”
Perlu kita ketahui bahwa keimanan seseorang dapat mencerdaskan emosi seseorang,dan iman seorang insan sesungguhnya adalah yang tidak hanya
bermanfaat untuk diri sendiri yang berbentuk vertikal atau hablum minallah akan tetapi juga harus bermanfaat bagi orang lain yang berbentuk horizontal yaitu bisa
kita sebut dengan hablum minannas yang mana bisa kita aplikasi kan dengan cara kita bisa mengendalikan atau bisa menstabilkan sikap kita terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Menurut Al Quran pula bahwa sosial emosional sama halnya dengan akhlak, yang mana baik buruknya akhlak tersebut bisa kita dapat atau kita peroleh dari siapa yang mendidik dan bisa juga pula di dapat dari lingkungan setempat, dan akhlak juga harus di tanamkan sejak dini sama halnya seperti perkembangan sosial emosional, perkembangan sosial emosional juga harus di bakar saat sedari kecil,agar ketika anak sudah mulai dewasa mereka bisa menyikapi dengan positif.
Lalu dimanakan letak yang menghubungkan antara kedua hal tersebut?
Yang menjadi dasar letak hubungan dari kedua hal tersebut yaitu sama berhubungan dengan hati atau perasaan serta perilaku yang sama kaitannya dengan pendidikan akhlak. Seperti bacaan di atas bahwa baik buruknya akhlak bisa kita lihat dari Siapa dia di didik bisa kita lihat pula seluk beluk lingkungan yang mengelilinginya, nah apabila anak dari kecil di tanamkan oleh kedua orang tua atau pengasuhnya melalui hal yang baik memberi contoh yang idik bisa kita lihat pula seluk beluk lingkungan yang mengelilinginya, nah apabila anak dari kecil di tanamkan oleh kedua orang tua atau pengasuhnya melalui hal yang baik memberi contoh yang baik maka ketikaanak tumbuh dewasa ia akan bisa memperdayai positif, begitu pula perkembangan sosial emosional, dalam ilmu tersebut melarang kan bahwa anak harus di olah sosial emosional nya sedari mereka masih kecil agar ketika mereka sudah mulai memasuki fase fase yang lain sikap dan sifatnya bisa diterima di lingkungan sekitar nya, bisa bertindak positif, nah itulah yang nantinya nya akan di namakan sebagai kecerdasan sosial emosional yang mana dalam al-quran disebut sebagai akhlak terpuji atau akhlak yang baik.
Seperti yang sudah pernah saya tulis di dalam artikel sebelumnya nya bahwa
sanya sosial emosional terdapat berbagai macam jenis seperti Marah, Sedih, Jijik,Terkejut, Takut dan masih banyak lagi. Di tulisan saya kali ini akan membahas mengenai sosial emosional dasar ” Takut “.
Istilah Takut dalam bentuk bahasa!
Takut dalam bahasa Jawa yaitu wedi dalam bahasa Inggris Afraid dan dalam bahasa Arab yaitu ف وَّخَ َتَي فَ وَّخَ َتُ , di lansir dari Wikipedia ketakutan atau ketakutan emosi yaitu yang disebabkan oleh bahaya atau ancaman yang di rasakanrasakan, ketakutan juga dapat dikatakan sebagai suatu respon yang dapat terjadi akibat stimulus yang terjadi.
Ketika anak sudah mulai menginjak usia 3 tahun akan muncul perilaku yang
ditakutinya seperti ketakutan pada suara petir, ketakutan pada binatang dan ketakutan pada bayangan. Sebagian esar ketakutan banyak dimiliki oleh jenis kelamin perempuan daripada jenis kelamin laki-laki, terdapat 50% anak yang memiliki ketakutan secara umum dan terdapat juga 10% anak yang mengalami 2 jenis ketakutan atau lebih yang bersifat serius Sedangkan ketakutan yang lain nya seperti takut ditinggalkan , takut terhadap suara yang keras dan lain sebagainya. Ketakutan dapat membantu anak dalam menghindari situasi kompetitif dan hubungan dengan teman sebayanya, misalnya anak bermain petasan bersama temannya lalu anakKetakutan tersebut dengan bunyi dan ledakan yang di hasil petasan tersebut lalu pada akhirnya anak tersebut pergi dan meninggalkan temannya sendiri karena ia takut dengan suara dan ledakan yang dihasilkan.
Apakah Rasa takut dapat mempengaruhi sosial emosional anak?
Rasa takut juga dapat mempengaruhi emosi sosialnya terhadap teman dan lingkungannya oleh karena itu orang tua perlu mengelolanya agar si ana dapat berinteraksi dan dapat diterima di lingkungannya. Seperti halnya yang di sampaikan Rasullulah kepada umatnya tentang emosional yang mana rasul mengajar kan agar kita selalu tenang, baik terhadap sesama makhluk Allah, melatih keberanian serta kesabaran.
Kira – kira rasa takut dalam islam meliputi apa saja ya?
Dalam islam sendiri makna ketakutan meliputi seperti Takut kepada Allah, Takut Berbuat kemaksiatan, Takut kepada hal-hal yang menurut Allah itu tidak baik.
Apa saja sih manfaat jika seseorang mempunyai rasa takut?
Di kutip dari sebuah artikel kesehatan milih dr. Rizal Fadli bahwa salah satu
manfaat memiliki rasa takut itu sangat berarti untuk kehidupan mendatang artinya rasa takut berguna untuk mempertahankan hidup. Rasa takut juga bermanfaat agar kita bisa lebih berhati hati dalam mengambil sebuah tindakan selain itu rasa takut juga dapat melatih seseorang dalam mengelola emosinya. Dalam Al-quran juga dijelaskan kan bahwa ketakutan/ketakutan juga bermanfaat bagi umat mukmin untukmendorong kepada hal baik dan agar lebih berhati-hati agar tidak terkena azab Allah atau agar tidak melanggar aturan aturan yang telah Allah tetapkan, ketika seorang hamba sedang mengalami keadaan takut akan Sang Maha Kuasa ia akan lebih mendekatkan diri kepada sang khaliq manfaatkan rasa takut juga di ungkapan oleh tokoh kelahiran Thus Persia 1058 M/450 H, hal ini juga bisa kita ketahui dalam quran surat Assajadah(32) :16, yang memiliki Arti: Waktu demi waktu akan dia penuhi dengan berzikir ”Dan mereka selalu berdoa kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap.” (QS Assajadah[32]:16)
Nah.. Kira – kira-kira bagaimana ya cara mengelola rasa takut itu?
Di kutip dari Artikel milik Anggi Mardiana (2022) cara mengelola atau
menghilang kan rasa takut dalam diri dengan efektif, sebagai berikut :
1.)Meluangkan Waktu.
2.)Bernafas melalui kepanikan.
3.) Hadapi rasa takut.
4.)Bayangkan tempat yang menyenangkan
5.) Hadiai diri sendiri
6.) Melihat Buktinya
7.) Jangan menjadi yang sempurna.
Untuk menghilangkan rasa takut kita harus berani melawan nya karena semakin dihindari maka rasa takut tersebut tidak akan hilang. Menurut Islam untuk mengelola rasa takut sendiri dapat dilakukan dengan cara berwudlu, berdoa, berdoa, dan mendekatkan diri kepada Allah.
*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022