Anak kurang merasa percaya diri dan Takut? Yuk! Kita cari solusinya

Kolom Mahasiswa

Oleh : Adji Nur Andika*

orang tua berperan untuk mengatur atau membiasakan agar anak tidak malu dan menumbuhkan sifat percaya diri.

Mengenali Rasa percaya diri 

Membangun rasa percaya diri pada anak adalah menjadi salah satu tantangan bagi orang tua. Beberapa anak mungkin cukup sulit untuk tampil peracaya diri didepan banyak orang. Anak pun cenderung ragu untuk menunjukan bakat dan kemampuan dilingkungan baru. Disinilah tugas orang tua berperan untuk mengatur atau membiasakan agar anak tidak malu dan menumbuhkan sifat percaya diri. Menurut Haryanto percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis sesorang, dimana individu dapat mengevaluasi keseluruhan dari dirinya sehingga memberi keyakinan kuat pada kemampan dirinya untuk melakukan tindakan dalam mencapai berbagai tujuan didalam hidupnya (Fahmi & Slamet, 2016)

Setiap anak pasti memiliki keahlian nya masing-masing. Khususnya anak yang kurang percaya diri terhadap kemampuan yang mereka punya. Beberapa anak ketika ditanyai suatu hal seringkali menunduk, tertawa, tersipu dan tidak memberikan respon jawaban. Hal ini senada dengan pendapat Sugiarto, bahwa indikasi anak dengan tingkat kepercayaan diri, mengungkapkan bahwa mereka sering merasa takut atau malu untuk menunjukkan hasil belajarnya di sekolah pada hari-hari biasa karena mereka takut dimarahi jika nilainya tidak memuaskan. Rasa ketidak percayaan diri bisa kita kurangi dengan memberikan sebuah apresiasi atau memberikan hal hal yang lain nya yang berdampak positif. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri :

Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan percaya diri

1. memberikan apresiasi stiap anak tersebut melakukan kegiatan yang positif.

2. dorongan dari keluarga dalam arti selalu memberi edukasi dan memberi semangat dan dukungan

3. penerimaan lingkungan sebelum anak tampil percaya diri anak tersebut harus memahami lingkungannya (Rohma, n.d.)

Bersosial atau bermain salah satu kegaiatan yang paling disukai oleh anak usia dini. Tapi tidak semua anak juga selalu suka bermain dengan temannya ada juga anak yang lebih suka bermain sendiri didalam rumah. Menurut Piaget yang dikutip oleh Martini (2010:115), bahwa kegiatan bermain merupakan: Latihan untuk mengkonsolidasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan kognitif yang baru di kuasai, sehingga dapat berfungsi secara efektif. Bermain juga melatih anak untuk tampil lebih percaya diri didepan banyak orang. Tujuan kegiatan bermain bagi anak usia Taman Kanak-Kanak Menurut Santosa (2011:58-60) untuk mengembangkan seluruh aspek perkembangan anak, baik motorik, kognitif, bahasa, kreativitas, emosi dan sosial (Anggreni, 2017).

Mengenali Rasa Takut pada diri anak

Rasa takut dalam setiap anak itu wajar dan muncul dalam beragam ada yang takut karna sendirian,saat bertemu orang lain, atau bahkan takut dengan hantu. Jika rasa takut dibiarkan maka akan bisa terbawa sampai anak tersebut dewasa, maka dari itu sejak anak masih kecil,anak harus dilatih untuk berani, hal itu bisa dilakukan dari hal hal yang kecil dan yang mudah. Takut kegagalan ini muncul akibat dari rendahnya kepercayaan diri, kecemasan dan perfeksionisme. Dari beberapa penjelasan yang ada, dapat disimpulkan bahwa

takut kegagalan merupakan kecemasan atau kekhawatiran yang irasional yang akhirnya menurunkan kepercayaan diri mereka untuk mengerjakan suatu tugas.

Ketakutan akan kegagalan telah lama dipandang sebagai salah satu pengaruh penting pada perilaku berpretasi. Murray (1938) mencatat bahwa kebutuhan untuk menghindari kegagalan menjadi kebutuhan yang nyata diantara orang-orang berpendidikan (Ningmastutik, 2017, p. 3).

Apasih yang menyebabkan rasa takut itu muncul? 

Penyebabnya munculnya rasa takut sangat kompleks dan brvariasi macam macam. Rasa takut juga dapat terjadi karena menimbulkan gejala fisik seperti takut ketinggian.

Lalu bagaimana cara mengatasi rasa takut? 

cara mengatasi takut adalah selalu mengajarkan hal yang ditakuti oleh anak tersebut karna jika tidak dilatih anak tersebut akan terus terusan takut. Cara selanjutnya adalah mendoktrin anak dan berimajinasi supaya anak tersebut penasaran untuk melakukan hal yang ditakuti. Ketika anak suda berimajnasi anak tersebut setidaknya sudah memiliki bayang bayang dan mengurangi rasa takut. Karna pada dasarnya anak jika memiliki rasa takut yang berlebih maka anak tersebut akan tampil tidak percaya diri dan selalu dikelilingi rasa cemas kegelisahan tidak percaya diri dan itu pun menghambat proses anak untuk mengembangkan potensi dan sulit untuk beradaptasi di lingkungannya.

Apa rasa takut itu hanya dimiliki oleh anak – anak saja? 

Rasa takut juga sering dijumpai pada remaja tidak hanya anak usia dini biasanya kesalahan yang dilakukan remaja ialah jika mereka sudah berbuat salah remaja tersebut tidak bertanggung jawab dikarenakan takut dengan apa yang  akan terjadi ketika mereka sudah mengakui kesalahan nya, pada akhirnya mereka takut dengan masalah yang dihadapi. Disini peran orang tua sangat dibutuhkan supaya anak berani dalam menghadapi masalah apapun dan kondisi apapun terutama anak laki laki.(Rahmatika, n.d.)

Lalu apasih kesimpulan dari kedua materi tersebut? 

Jadi kesimpulan nya ialah meningkatkan percaya diri dan mengurangi rasa takut pada anak sangat penting kedua emosi tersebut harus bisa dikelola secara baik oleh anak,di samping itu peran orang tua juga tidak kalah penting sebab yang menjadi peran utama dalam tumbuh kembang nya anak ialah orangtua karna hal itu sangat berpengaruh besar terhadap diri anak.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *