Belajar Mengenal Rasa Sedih Dan Empati Pada Anak usia dini

Kolom Mahasiswa

Oleh : Lailatul Arofah*

Perbanyak Empati pada sesama kurangi egois pada diri sendirisendiri

Mengenal Rasa Empati pada diri anak

Rasa empati merupakan suatu perasaan dalam interaksi sosial, adanya perasaan tersebut untuk saling memahami perasaan dan saling tolong menolong dengan orang sekitarnya. (Montessori Sujiono, 2013) mengatakan bahwa masa anak usia dini adalah masa sensitif, selama masa ini anak mudah menerima stimulus dari lingkungannya. Masa peka pada setiap aspek perkembangan berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainya
,jika anak mendapat rangsangan yang tepat sejak dini, maka perkembangan intelegensi, emosi dan spiritual anak dapat berkembang pula secara optimal (Nugraha et al, 2017).
Salah satu cara untuk meletakan dasar Pendidikan moral adalah dengan cara mengembangkan dan menumbuhkan empati anak sejak usia dini. Menurut Goleman (1997), akar empati sudah ada pada seseorang sejak mereka lahir. Perkembangan empati anak Ketika masih bayi sangat dipengaruhi ibu terhadap bayinya (Ali Muhtadi, 1997).

Kira-kira ciri-ciri nya bagaimana sih kalo anak itu punya rasa empati ? 

Munculnya perasaan empati pada anak anak akan merasa sedih ,kasihan. Dengan tumbuhnya rasa empati pada diri anak, anak mudah untuk peduli dengan orang lain. Bukan hanya sekedar membuat anak merasa peduli, tetapi anak juga benar-benar merasakan dan memikirkan seolah berada pada situasi tersebut. Anak harus memiliki kemampuan berempati yang termasuk salah satu setiap orang memiliki perasaan itu (karinta ariani setiaputri, 2022).

Mengenal Rasa Sedih pada diri Anak

Anak merasa sedih tidak hanya sikap empati yang anak dapat. Ketika anak usia 6-8 bulan anak akan merasa sedih Ketika anak merasa takut di tinggal sendiri ataupun mendengar suara keras anak akan merasakan terkejut dan akhirnya menangis. Anak usia 9-12 bulan pada usia ini akan lebih rentan dengan mengenal orang baru dengan mengenal orang baru yang tidak di kenalnya. Anak usia 1-2 tahun anak menangis tidak lagi tentang kondisi melainkan respon orang tua terhadap si anak tersebut misalnya Ketika anak tidak mendapatkan perhatian ,tidak memeluk serta hal-hal lainya yang biasa di lakukan orang tuanya. Anak usia 2- 3 tahun anak takut Ketika kedokter misalnya seperti takut dengan jarum suntik atau tidak mau minum obat karena pahit. Anak usia 3 tahun ke atas di usia ini anak semakin pintar dan paham dalam bicara, dengan itu anak mudah untuk mengungkapkan yang ia rasakan, di usia ini biasanya anak merasa takut dengan badut ataupun topeng maka dari itu supaya anak tidak sedih orang tua harus memberikan pemahaman pada anak, seperti ” dek badut itu sebenarnya orang seperti adek juga”  dengan itu anak akan paham dan tidak menangis dan takut.(dr.Fadhil Rizal Makarim, 2022)
Adapun juga anak yang sedih tapi tidak karena kecewa,takut ataupun merasa kasihan melainkan karena depresi l, yaitu keadaan emosi dan gangguan yang mempengaruhi pikiran.

Depresi tidak selalu membutuhkan peristiwa atau sesuatu yang sulit kehilangan atau perubahan keadaan

contoh anak yang depresi yaitu anak merasa sedih secara terus menerus atau tidak statibilan emosional hilangnya minat dan bakat seperti halnya hobi. Depresi juga memiliki beberapa faktor yaitu bulliying di sekolah, faktor penceraian ,kematian orang terdekat ataupun anak memiliki gangguan mental seperti bipolar, autism atau OCD.(dr.Rizal Fadli, 2020)

Menghadapi anak yang mudah menangis yaitu dengan mendekat dan beri kenyamanan saat anak menangis ,saat menangis anak sangat butuh dekapan ataupun pelukan dari orang-orang terdekatnya. Meminta anak menjelaskan perasaannya, “Apa yang adik inginkan?” dengan tanya seperti itu anak belajar untuk mengungkapapkan apa yang ia inginkan. Hindari memberi reaksi berlebihan , seperti memukul,mencubit dan lain sebagainya. Berikan pilihan, contoh seperti tidak boleh minum es creem karena batuk dengan di gantikan pudding dengan itu anak di beri pengertian secara perlahan. Ajak anak meluapkan emosi, dengan melakukan aktivitas seperti menggambar ataupun dengan bermain. Ajak anak bermain dengan temanya ,karena rasa kepercayaan dirinya muncul saat bergaul (Riska herliafifah, 2023).

Untuk menghadapi anak yang mudah menangis, anak yang mudah tertawa atau juga anak yang mudah marah itu semua adalah anugera. Sebagian orang tua bahkan semua orang tua menginginkan anaknya untuk yang terbaik termasuk dengan belajar berempati pada anak usia dini sangat penting untuk menumbuhkan kepribadian anak yang baik,bermoral dan beradab dan berbudaya.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *