Emosi Marah Pada Anak Usia Dini: Ciri-Ciri Emosi Marah dan Cara Mengatasinya

Kolom Mahasiswa

Oleh: Dita Aulia Putri*

Marah dapat menimbulkan penyakit hati. Dikarenakan salah satu ciri-ciri marah yaitu ciri pada hati seperti, rasa benci, dendam, dan dengki, yang termasuk juga bentuk dari penyakit hati.

Marah adalah perasaan tidak senang atau membenci orang lain, diri sendiri, ataupun objek tertentu. Pada anak, emosi marah diwujudkan dalam bentuk verbal (kata-kata kasar atau makian) atau nonverbal (mencubit, memukul, menendang, menampar, dan merusak). Kemarahan yang dirasakan seseorang, biasanya dipicu oleh sesuatu yang tidak diinginkan atau diharapkan. Kemarahan diekspresikan dalam berbagai cara misalnya, orang yang ditendang akan balik menendang lebih keras dibarengi dengan tenaga atau dorongan yang lebih keras.

Marah merupakan reaksi terhadap situasi frustasi yang dialami oleh anak, seperti perasaan kecewa atau tidak senang karena adanya hambatan terhadap pemenuhan keinginannya. Rasa marah sering terjadi karena terdapat berbagai stimulus yang dapat menimbulkannya dan marah merupakan salah satu cara untuk mendapatkan perhatian atau memuaskan keinginannya.

Berbagai stimulus yang dapat menimbulkan perasaan marah, antara lain rintangan atas kebutuhan jasmaniah, gangguan terhadap gerakan-gerakan yang ingin dilakukan oleh anak, rintangan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung, rintangan terhadap keinginannya, atau kejengkelan yang menumpuk. Sumber perasaan marah bisa berasal dari diri sendiri (ketidakmampuan, kelemahan, atau kecacatan diri) dan orang lain (orang tua, saudara, guru, dan teman sebaya).

Menurut Chaplin (1998) dalam dictionary of psychology menjelaskan bahwa marah adalah reaksi emosional akut yang timbul karena sejumlah situasi yang merangsang, termasuk ancaman, agresi lahiriyah, pengekangan diri, serangan lisan, kekecewaan, atau frustasi dan dicirikan kuat oleh reaksi pada sistem otomik, khususnya oleh reaksi darurat pada bagian simpatetik, dan secara empilisit disebabkan oleh reaksi seragam, baik yang bersifat somatic atau jasmaniyah maupun yang verbal atau lisan.

Menurut Davidoff, Blackburn dan Davidson (Triantoro dan Nofrans, 2009) marah merupakan suatu emosi yang memiliki ciri-ciri aktivitas sistem saraf simpatetik yang tinggi dan adanya perasaan tidak suka yang sangat kuat yang disebabkan adanya keasalahan. Sedangkan menurut Spielberger, marah adalah suatu keadaan intensitas dari yang ringan sampai yang berat, biasanya akan disertai perubahan psikologisnya dan biologis (Triantoro dan Eka, 2009). Selain itu, Tiky Nindita (2011) juga menyimpulkan pengertian marah suatu kondisi emosional negatif yang dapat mempengaruhi perubahan kognisi dan psikologis pada seseorang. Ketika seseorang merasakan marah, maka akan terjadi perubahan- perubahan fisik yang mendukung seperti ekspresi wajah, ketegangan otot, dan juga terkadang perubahan pada sistem saraf.

Marah sering disebut juga sebagai perasaan agresif dan menjadi sumber dari munculnya agresi (Vanindita W, 2011). Goleman (2002) juga menyebutkan bahwa orang yang mengalami emosi marah dapat melakukan tindakan agresif seperti beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, terganggu, rasa pahit, tersinggung, bermusuhan, dan tindak kekerasan.

Barlet dan Izart (Steward, 1985) menguraikan ekspresi orang yang marah ditandai dengan ciri-ciri sebagai berikut, dahi berkerut, tatapan mata tajam pada objek pembuat kemarahan, membesarnya cuping hidung, bibir ditarik ke belakang memperlihatkan gigi yang mencengkeram, rona merah pada kulit, dan takut. Ketakutan adalah suatu tanggapan emosi terhadap ancaman. Takut adalah suatu mekanisme pertahanan hidup dasar yang terjadi sebagai respons terhadap suatu stimulus tertentu, seperti rasa sakit atau ancaman bahaya. Beberapa ahli psikologi juga telah menyebutkan bahwa takut adalah salah satu dari emosi dasar selain kebahagiaan, kesedihan, dan kemarahan.

Menurut Hamzah (Purwanto & Mulyano, 2006) menjabarkan secara rinci tentang ciri-ciri yang dapat dilihat apabila seseorang marah, yaitu sebagai berikut:

  1. Ciri pada wajah, yaitu warna kulit menguning pucat, badan terutama ujung jari gemetar hebat, muncul buih di sudut mulut, bola mata memerah, hidung kembang kempis, serta terjadi perubahan fisik
  2. Ciri pada lidah, yaitu dengan munculnya makian, kata-kata yang menyakitkan yang membuat orang berakal sehat merasa risih untuk
  3. Ciri pada anggota tubuh, seperti kadang-kadang menimbulkan keinginan memukul, melukai, merobek, bahkan membunuh. Jika amarah tersebut tidak dilampiaskan pada orang yang membuatnya marah, kekesalannya akan datang pada diri
  4. Ciri pada hati, di dalam hati orang yang marah akan timbul rasa benci, dendam, dan dengki, menyembunyikan kejahatan, merasa gembira pada duka orang yang membuatnya marah, merasa sedih atas kegembiraannya, memutuskan hubungan, dan menjelek-jelekannya.

Ada beberapa cara yang dapat membantu mengatasi emosi marah pada anak usia dini:

  1. Beri pengertian dan ajaran teknik pengendalian diri

Orang tua harus memberikan pemahaman tentang pentingnya mengontrol emosi dan melatih teknik-teknik relaksasi seperti bernafas dalam-dalam atau meditasi sederhana agar anak dapat mengendalikan emosi marahnya.

  1. Hindari hukuman fisik

Hukuman fisik tidak akan efektif dalam menyelesaikan masalah kemarahan pada anak. Hukuman fisik malah bisa memperburuk kondisi psikologis si anak.

  1. Memberikan contoh perilaku positif

Orang tua perlu menjadi contoh bagi anak-anak mereka dengan menunjukkan bagaimana bereaksi secara tenang ketika terjadi konflik ataupun situasi sulit.

  1. Bicara dengan lembut dan mendengarkan keluhan si anak

Mendengarkan keluhan dan memberikan dukungan serta solusi untuk meredakan kemarahan si anak bisa membantunya merasa dihargai oleh orang dewasa.

  1. Membuat jadwal aktivitas yang teratur

Jadwal harian yang konsisten dapat membantu anak-anak belajar mengatur waktu dan tugas-tugas mereka sehingga lebih mudah melepaskan rasa frustasi.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *