Memberikan Edukasi Kepada Si Kecil Cara Mengelola Ketakutan Yang Ada Pada Dirinya

Kolom Mahasiswa

Oleh: Syarifatul Khusniyah*

Sebagai orang dewasa, kita harus selalu siap membantu dan mendukung anak-anak ketika mereka merasa takut, karena dengan memberikan dukungan dan pengertian anak-anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik secara emosional.

Emosi takut atau ketakutan adalah salah satu bentuk emosi dasar manusia yang muncul sebagai respons terhadap situasi atau benda yang dianggap mengancam keselamatan atau kesejahteraan seseorang (American Psychological Association, 2021). Emosi ini dapat muncul dalam berbagai tingkatan, dari ketakutan ringan hingga fobia yang parah. Jika ketakutan yang berujung fobia tidak ditangani dengan benar sejak dini maka hal itu dapat mengganggu kesehatan mental seseorang di masa yang akan datang.

Emosi takut juga merupakan perasaan yang sering dirasakan oleh anak usia dini. Pada anak usia dini emosi takut biasanya muncul ketika mereka menghadapi situasi yang baru atau tidak familiar (Ekman, 2010). Sebagai orang dewasa, kita dapat membantu anak-anak mengatasi rasa takut mereka dengan memberikan rasa aman dan kenyamanan. Terkadang jika dilanda rasa takut mereka tidak dapat mengungkapkan dengan kata-kata. Mereka biasanya merasa takut pada hewan peliharaan, kegelapan, atau bahkan pada orang yang tidak dikenal.

Untuk itu, diperlukan edukasi emosi takut kepada anak usia dini. Edukasi ini bertujuan untuk membantu anak mengelola rasa takutnya dan memperkenalkan cara-cara yang sehat untuk mengatasi kecemasan (Hartanto, 2018). Berikut adalah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memberikan edukasi emosi takut pada anak usia dini:

1.      Kenali Penyebab Takut Anak

Sebelum memberikan edukasi emosi takut pada anak, penting untuk memahami apa yang menyebabkan rasa takut tersebut. Anak mungkin takut pada sesuatu yang tidak pernah dilihat sebelumnya atau mungkin memiliki pengalaman buruk yang menyebabkan rasa takut. Dengan memahami penyebab takut anak, orang tua atau guru dapat memberikan solusi yang tepat (Pratiwi, D. & Suharjo, 2018).

2.      Berikan Pemahaman yang Benar pada Anak

Anak usia dini seringkali tidak mampu memahami dengan baik dunia yang ada di sekitarnya. Oleh karena itu, orang tua atau guru perlu memberikan pemahaman yang benar pada anak tentang apa yang mereka takuti (Pratiwi, D., & Suharjo, 2018). Misalnya, jika anak takut pada seekor anjing, orang tua atau guru dapat menjelaskan bahwa tidak semua anjing berbahaya dan memberikan contoh anjing yang baik.

3.      Ajarkan Anak Mencari Solusi

Memberikan edukasi emosi takut kepada anak juga mengajarkan mereka untuk mencari solusi. Orang tua atau guru dapat memberikan contoh-contoh cara untuk mengatasi rasa takut, seperti bernapas dalam-dalam atau meminta bantuan dari orang dewasa terdekat. Dengan mengajarkan anak untuk mencari solusi, mereka akan merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa takutnya dengan baik (Hartanto, 2018).

4.      Gunakan Buku Cerita

Buku cerita adalah alat yang efektif untuk memberikan edukasi emosi takut pada anak. Buku cerita dapat membantu anak untuk memahami rasa takut yang mereka alami dan memberikan solusi yang tepat (Wulandari, A., & Nuryanto, 2019). Orang tua atau guru dapat memilih buku cerita yang sesuai dengan usia anak dan membacakan cerita tersebut dengan tenang.

5.      Berikan Dukungan dan Pujian

Anak yang merasa takut membutuhkan dukungan dan pujian dari orang terdekat. Dengan memberikan dukungan dan pujian, anak akan merasa lebih percaya diri dan mampu mengatasi rasa takutnya. Orang tua atau guru dapat memberikan pujian ketika anak berhasil mengatasi rasa takutnya atau memberikan dukungan ketika anak merasa kesulitan (Aminah, 2018).

Selain cara-cara yang telah disebutkan di atas, ada beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam membantu anak-anak mengatasi emosi takut. Pertama, penting untuk memberikan contoh positif dalam menghadapi situasi yang menakutkan (Hidayat, 2019). Anak-anak akan meniru perilaku orang dewasa di sekitarnya, sehingga jika kita dapat menunjukkan cara menghadapi situasi yang menakutkan dengan tenang dan positif, maka mereka juga akan belajar melakukan hal yang sama. Kedua, penting untuk menghindari memperburuk rasa takut anak. Misalnya, jika anak takut dengan hewan, jangan membicarakan hal-hal yang dapat membuat anak semakin takut seperti cerita tentang hewan yang menyeramkan atau menonton film horor yang memperlihatkan hewan yang menyeramkan.

Dengan memberikan dukungan, pengertian, dan contoh positif, anak- anak dapat belajar cara mengatasi rasa takut mereka dan tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan kuat secara emosional (Hidayat, 2019). Dalam beberapa situasi, seperti saat anak-anak menghadapi trauma atau kecemasan yang berat, mungkin diperlukan bantuan dari profesional seperti psikolog atau konselor. Oleh karena itu, penting untuk selalu memperhatikan dan memonitor kondisi emosional anak-anak, serta tidak ragu untuk mencari bantuan jika diperlukan.

Sebagai orang dewasa, kita juga harus selalu siap membantu dan mendukung anak-anak ketika mereka merasa takut. Sebab dengan memberikan dukungan dan pengertian, kita dapat membantu anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik secara emosional.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *