Apa Penyebab Munculnya Rasa Takut Pada Manusia?

Kolom Mahasiswa

Oleh: Wardah Nuril Kamilah*

Berbicara di depan umum merupakan ketakutan yang tertinggi dari 10 ketakutan yang dialami oleh manusia – Wallechinsky

Menurut Paul Ekman, takut merupakan salah satu dari 7 emosi universal. Takut dapat timbul karena beberapa hal seperti, adanya ancaman yang bersifat bahaya baik dari aspek fisik, emosional maupun psikologis, dan ancaman tersebut dapat bersifat nyata atau sekedar fantasi saja (Ekman, t.t.).

Pengertian Emosi Takut

Menurut KBBI, takut merupakan peristiwa disaat manusia merasa gentar ketika menghadapi hal yang dirasa akan membawa bencana (KBBI, t.t.). Namun dalam hal ini seorang Doktor bernama Tony Whitehead memiliki argumennya sendiri mengenai rasa takut yang terdapat dalam bukunya yang berjudul ”Fears and Phobias. Menurutnya, takut merupakan suatu hal yang sedikit kompleks dan didalamnya terdapat perasaan emosional serta perasaan  jasmaniah (Whitehead, 1980).

Menurut beberapa ahli, salah satunya yakni Spielberger menyebutkan bahwa ketakutan merupakan kondisi emosional yang bersifat sementara pada individu, yang muncul dengan perasaan yang tegang serta rasa khawatir yang bersifat sadar dan subjektif. Terkadang rasa takut ini muncul disebabkan oleh kondisi lingkungan tertentu seperti pada saat tes maupun ujian. Sedangkan Gunarsa (2008) menuturkan bahwa ada rasa takut yang muncul karena adanya sebuah ancaman, sehingga individu akan menghindarinya (Wijaya, 2017).

Ada penelitian yang mana didalamnya terdapat sebuah pernyataan dari Wallechinsky yang mengatakan bahwa “Berbicara di depan umum merupakan ketakutan yang tertinggi dari 10 ketakutan yang dialami oleh manusia” (Fatma, 2012). Ketakutan dalam penelitian ini merupakan jenis takut yang dinamakan glossophobia, dimana jenis takut ini dapat diderita oleh  siapa pun (Atrup & Fatmawati, 2018).

Bagaimana glossophobia bisa terjadi?

Glossophobia dapat terjadi jika seseorang pernah mengalami kejadian tidak menyenangkan, misalnya seseorang secara mendadak diminta langsung tampil di depan umum tanpa mempersiapkan apapun sebelumnya (Fadli, t.t.). Ketika orang sedang merasa ketakutan maka tubuh akan memunculkan berbagai macam reaksi seperti, munculnya keringat dingin, tubuh gemetar, otot-otot menjadi lemas, wajah menjadi pucat, dan reaksi yang lainnya (Wijaya, 2017).

Jenis-Jenis Emosi Takut

Menurut Newbold (2006) rasa takut dapat digolongkan menjadi 4 berdasarkan penyebabnya diantaranya yaitu yang pertama adalah rasa takut kehilangan, kehilangan disini mengarah pada kehilangan seseorang atau barang yang dimiliki oleh individu. Selanjutnya yang kedua adalah rasa takut akan kematian, rasa takut ini lebih cenderung pada takut akan adanya kritikan tajam, tindak kekerasan, dan hukuman yang bisa merenggut nyawa seseorang. Kemudian yang ketiga yakni rasa takut terhadap hal supranatural atau hal-hal yang tidak biasa. Dan yang terakhir adalah rasa takut pada orang lain yang mungkin dapat memicu adanya campur tangan terhadap urusan individu tersebut (Wijaya, 2017).

Mengapa manusia memiliki rasa takut?

Ternyata alasan manusia memiliki rasa takut dapat dijelaskan baik berdasarkan teori di dalam bidang Psikologi dan berdasarkan penjelasan yang terdapat  di dalam Al-Qur’an. Menurut Stuart dan Sundee, berdasarkan teori dalam bidang psikologi, ada beberapa teori yang memicu munculnya rasa takut diantaranya yaitu teori Psikoanalisis, teori interpersonal, dan teori perilaku. Dalam teori psikoanalisis, rasa takut merupakan konflik emosional yang muncul pada 2 komponen kepribadian yakni Id dan Super Ego. Disini Id menggantikan dorongan insting dan impuls primitif, sedangkan Super Ego berfungsi untuk mencerminkan hati nurani dan dikendalikan oleh norma budaya, dan Ego berperan untuk menjadi penengah diantara 2 komponen yang tengah beradu, fungsi ego sendiri sebagai pengingat ego bahwa ada bahaya (Walidah, 2022). Kemudian teori yang kedua yakni teori interpersonal, dalam teori ini rasa takut muncul dari perasaan takut akan adanya ketidaksetujuan dan penolakan interpersonal. Rasa takut juga memiliki kaitan dengan perkembangan trauma yang ditimbulkan dari adanya perpisahan dan peristiwa kehilangan yang menyebabkan timbul tekanan tertentu. Dan yang terakhir adalah teori perilaku, di dalam teori ini rasa takut dipandang sebagai dorongan yang diamati berdasarkan pada keinginan individu guna menjauhi rasa sedih. Para ahli meyakini bahwa terdapat korelasi antara konflik dan rasa takut. Hal ini dapat menimbulkan rasa takut yang kemudian rasa takut tersebut akan menumbuhkan perasaan tak berdaya dan pada akhirnya akan meningkatkan konflik yang dirasakan oleh individu (Walidah, 2022).

Sedangkan di Al-Qur’an disebutkan dalam surat Al-Imran ayat 175 bahwa rasa takut dalam bahasa arab berasal dari kata kha-fa, yakha-fu, khafwan. Menurut istilah khawf merupakan adanya rasa khawatir pada suatu hal yang akan terjadi. Kata khawf adalah lawan dari kata al-Amn (aman). Dampak rasa takut itu sendiri akan membuahkan hasil untuk mendapatkan ridho Allah Swt ketika kita menjalani hidup dengan manusia yang lainnya (Walidah, 2022).

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *