Mengetahui asal – usul timbulnya rasa cemas

Kolom Mahasiswa

Oleh: Nur Izzah Maulida*

Jangan biarkan cemas menguasai dirimu

Apa itu rasa cemas? 

Cemas adalah sebuah perasaan yang dialami oleh setiap manusia. Manusia mengalami rasa cemas biasanya karena memikirkan atau terbayang dengan sesuatu kejadian yang mungkin akan terjadi diluar keinginannya. Padahal sesuatu yang direncanakannya belum tentu akan terjadi. Sentana ( 2016 ) mengemukakan bahwa kecemasan adalah reaksi emosional yang ditimbulkan oleh penyebab yang tidak spesifik bahkan dapat menimbulkan perasaan khawatir, tidak nyaman dan merasa terancam. Dalam buku terjemahan oleh ( Ramaiah, 2003 ) puitis bahwa kecemasan biasanya muncul sebagai reaksi normal terhadap situasi yang sangat menekan, dan itu hanya berlangsung sebentar.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia cemas merupakan tidak tenteram hati (karena khawatir, takut); gelisah.

Dapat dikatakan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan.

Kecemasan ialah suatu bentuk emosi, meskipun bukan bagian dari emosi dasar.

Kecemasan sendiri dapat disebut sebagai emosi negatif. (Rachman, 1998). Dalam tingkatannya kecemasan dapat dibedakan menjadi empat tingkatan yaitu kecemasan ringan, sedang, berat, dan panik.

Apa saja sih tanda-tanda rasa cemas itu? 

Kecemasan dapat ditandai dengan adanya gelisah, tegang, khawatir, gemetar, detak jantung cepat, tidak dapat memusatkan perhatian, menjadi gagap atau tremor dan tidak dapat tidur dengan nyenyak (Stuart and Sundeen, 1998).Sebenarnya untuk menilai seseorang sedang merasa cemas atau tidak lebih mudah dengan melihat perilakunya. Orang yang cemas terlihat dari raut wajahnya yang tegang, namun bukan tegang yang mengerutkan kening, karena pengertiannya sudah berbeda, yaitu marah.

Ciri-ciri ekspresi wajah seseorang ketika sedang cemas! 

Seseorang yang cemas biasanya raut wajah tegang, sering menghela nafas panjang, kemudian disertai dengan berjalan mondar mandir, duduk tapi sambil menunduk dan menggerak-gerakkan kaki, atau memegang kepala sambil menunduk (Rani Agias Fitri, 2016).

Kira-kira ada berapa jenis ya kecemasan itu? 

Freud (dalam Andri and P, 2007 : 235) mengungkapkan bahwa jenis – jenis kecemasan yang terpecah menjadi tiga bagian :

A. Kecemasan Realitas atau Objektif (Realitas atau Kecemasan Obyektif).
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap bahaya yang mengancam di dunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya ketakutan terhadap kebakaran, angin tornado, gempa bumi, atau binatang buas. Kecemasan ini menuntun kita untuk berperilaku bagaimana menghadapi bahaya. Tidak jarang ketakutan yang bersumber pada realitas ini menjadi ekstrim. Seseorang dapat menjadi sangat takut untuk keluar rumah karena takut terjadi kecelakaan pada dirinya sendiri atau takut menyalakan korek api karena takut terjadi kebakaran.

B. Kecemasan Neurosis (Kecemasan Neurotik).
Kecemasan ini mempunyai dasar pada masa kecil, pada konflik antara pemuasan instingtual dan realitas. Pada masa kecil, terkadang beberapa kali seorang anak mengalami hukuman dari orang tua akibat pemenuhan kebutuhan id yang implusif Terutama sekali yang berhubungan dengan pemenuhan insting seksual atau agresif. Anak biasanya dihukum karena secara berlebihan mengekspresikan impuls seksual atau agresifnya itu. Kecemasan atau ketakutan untuk itu berkembang karena adanya harapan untuk memuaskan dorongan Id tertentu. Kecemasan neurotik yang muncul adalah ketakutan akan terkena hukuman karena memperlihatkan perilaku impulsif yang didominasi oleh Id. Hal yang perlu diperhatikan adalah ketakutan bukan terjadi karena ketakutan terhadap insting tersebut tetapi merupakan ketakutan atas apa yang akan terjadi bila insting tersebut dipuaskan.

C. Kecemasan Moral (Moral Anxiety).
Kecemasan ini merupakan hasil dari konflik antara Id dan superego. Secara dasar merupakan ketakutan akan suara hati individu itu sendiri. Ketika individu termotivasi untuk mengekspresikan impuls instingtual yang berlawanan dengan nilai moral yang termaksud dalam superego individu maka ia akan merasa malu atau bersalah. Pada kehidupan sehari-hari ia akan menemukan dirinya sebagai “hati nurani yang terpukul”. Kecemasan moral menjelaskan bagaimana berkembangnya superego. Biasanya individu dengan kata hati yang kuat dan puritan akan mengalami konflik yang lebih hebat daripada individu yang memiliki kondisi toleransi moral yang lebih longgar. Seperti kecemasan neurosis, kecemasan moral juga memiliki dasar dalam kehidupan nyata. Anak-anak akan dihukum bila melanggar aturan yang ditetapkan orang tua mereka. Orang dewasa juga akan mendapatkan hukuman jika melanggar norma yang ada di masyarakat. Rasa malu dan perasaan bersalah terkait kecemasan moral.

Dapat dikatakan bahwa yang menyebabkan kecemasan adalah kata hati individu itu sendiri.

Freud mengatakan bahwa superego dapat memberikan balasan yang setimpal karena pelanggaran terhadap aturan moral.

Apa pun tipenya, kecemasan merupakan suatu tanda peringatan kepada individu. Hal ini menyebabkan tekanan pada individu dan menjadi dorongan pada individu yang termotivasi untuk memuaskan. Tekanan ini harus dikurangi. Kecemasan memberikan peringatan kepada individu bahwa ego berada dalam ancaman dan oleh karena itu apabila tidak ada tindakan maka ego akan terbuang secara keseluruhan. Ada berbagai cara ego melindungi dan mempertahankan dirinya. Individu akan mencoba lari dari situasi yang mengancam serta berusaha membatasi kebutuhan impuls yang merupakan sumber bahaya. Individu juga dapat mengikuti kata hatinya. Atau jika tidak ada teknik rasional yang bekerja, individu dapat memakai mekanisme pertahanan (defence mechanism) yang non-rasional untuk mempertahankan ego.

Dari ketiga jenis di atas, rasa cemas sendiri memiliki berbagai manfaat, dan hal ini perlu dimiliki dan bahkan harus dibiarkan saja terjadi dalam kehidupan. Meskipun dalam rasa cemas sendiri membuat seseorang sangat tidak nyaman, namun perlu diketahui bahwa dengan memiliki rasa cemas secara berlebihan pun juga dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan.

Apa ya dampak orang kalo punya rasa cemas yang berlebihan? 

Kalat dan Shiota ( 2012 ) dalam bukunya menjelaskan bahwa cemas yang berlebihan akan membuat terus kepikiran dan akhirnya tidak bisa berkonsetrasi pada apa yang sedang dikerjakan. Banyak orang merasa stress karena mengalami kecemasan yang tidak tepat atau berlebihan. Bahkan kecemasan merupakan fitur utama dari banyak masalah psikologis.

Kira-kira gimana ya caranya agar kita bisa mengurangi rasa cemas itu? 

Untuk mengantisipasi kecemasan yang berlebihan, maka sebaiknya sering melakukan relaksasi agar dapat mengatasi kecemasan tersebut. Apabila dalam hal tersebut belum juga berhasil maka perlu digali persoalan-persoalan yang tidak disadari yang berpotensi menimbulkan ketegangan dalam diri.

*Mahasiswa PAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *