Kesedihan Yang Berlarut Termasuk Salah Satu Tanda Stres, Benarkah Demikian?

Kolom Mahasiswa

Oleh: Wardah Nuril Kamilah*

Sedih adalah fitrah manusia, maka dari itu sedih menjadi salah satu bagian hidup manusia.

Pada era saat ini tak jarang Gen Z yang mengalami stres, hal ini dipicu oleh beberapa hal seperti, adanya masalah dalam urusan pekerjaan, masalah uang, sampai masalah asmara (UNUSA, 2023). Stres dapat menimpa siapa saja tidak hanya pada usia remaja, bahkan mulai dari anak-anak, dewasa, hingga lansia juga turut terkena stres (Lumban Gaol, 2016).

Pengertian Stres

Menurut McGrath dalam Weinberg dan Gould (2003) stres adalah munculnya ketidakseimbangan atau kegagalan pada seseorang dalam mencukupi kebutuhannya baik dalam aspek jasmani maupun rohaninya. Adapun pengertian stres secara umum merupakan suatu tekanan atau sesuatu yang menekan diri seseorang, sesuatu itu muncul karena adanya ketidakseimbangan antara harapan dan realita yang ingin dicapai oleh seseorang baik secara jasmani dan rohani (Sukadiyanto, 2010)

Pengertian Sedih

Sedangkan sedih merupakan emosi yang muncul dalam diri seseorang disebabkan karena kondisi suasana hati yang pedih, sedih, suram, muram, melankolis, kasihan terhadap diri sendiri, kesepian, putus asa, ditolak dan depresi tingkat berat (Goleman, 1999). Sedangkan menurut KBBI sedih adalah perasaan hati yang pilu yang mana hal ini dapat memunculkan rasa susah (Zulfikar, 2017)

Sedih adalah fitrah manusia, maka dari itu sedih menjadi salah satu bagian hidup manusia. Hampir semua manusia pasti pernah merasakan kesedihan, tak sedikit dari mereka yang merasakan sedih sampai berlarut-larut. Justru kesedihan yang berkepanjangan ini lah berdampak kurang baik untuk dirinya, sedih yang berlebih dapat menyebabkan timbulnya rasa malas bekerja, menunda dan mengabaikan pekerjaan maupun tugas, lebih suka menyendiri, munculnya rasa putus asa, stres, depresi, hingga akhirnya terbesit keinginan untuk bunuh diri (Barni, 2008).

Jenis-Jenis Sedih

Sedih ini digolongkan menjadi 2 macam yakni kesedihan biasa dan sedih depresi. Sedih biasa merupakan kesedihan yang disebabkan oleh peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar kita misalnya, kematian orang terdekat kita atau bisa juga terjadi karena kita sedang mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan, kesulitan dalam menghadapi persoalan hidup, atau mengalami sakit hati dan sebagainya. Kesedihan biasa dapat dikategorikan sebagai kesedihan yang dipicu oleh sebab yang jelas. Sedangkan sedih depresi yaitu kesedihan yang dipicu oleh penyebab yang tidak pasti atau tidak jelas. Kesedihan jenis ini dapat terjadi karena banyak faktor  seperti, pada waktu tertentu kita merasakan sedih tanpa sebab yang jelas, merasakan hampa setiap saat, hilangnya minat kita terhadap segala sesuatu, merasa tidak berharga dan merasa banyaknya beban masalah yang menimpa, lebih mudah marah, menyesali segala sesuatu yang telah terjadi, bahkan sampai berfikir untuk mengakhiri hidup (Adrian, 2019).

Kesedihan yang berjenis depresi ini lah yang yang termasuk salah satu stres, karena jenis kesedihan ini sifatnya berlarut hingga timbul rasa hilangnya harapan untuk hidup. Jika status stres ini berkelanjutan dalam jangka waktu yang lama, maka akan berlanjut menjadi depresi (UNICEF). Jadi ketika seseorang yang awalnya hanya merasakan sedih karena lingkungan sekitar namun orang tersebut tidak dapat meregulasi kesedihannya, maka dia akan berkelanjutan untuk merasakan hal yang sedang terjadi dan pada akhirnya hal ini dapat berlanjut pada stres dan menyebabkan depresi.

Apa yang akan terjadi pada individu ketika dia masuk dalam tahap stres?

Seseorang yang berada pada tahap stres cenderung akan sulit untuk mengatur kehidupannya, hal ini bisa terjadi karena stres dapat memicu timbulnya anxiety dan menyebabkan kurang terkendalinya  sistem syaraf (Sukadiyanto, 2010).

Upaya apa saja yang perlu kita lakukan agar dapat mengurangi stres?

Pertama, kita harus mengetahui terlebih dahulu apa yang menyebabkan kita stres, dengan begini kita akan lebih mudah untuk menemukan cara bagaimana mengurangi stres yang timbul dalam diri kita. Kedua, mengatur pola hidup dengan rutin berolahraga, melakukan kegiatan yang positif yang membuat diri kita bahagia, menghindari kegiatan yang kurang baik dan merugikan diri sendiri, kita juga dapat meluangkan waktu untuk diri sendiri dan menyempurnakan pola makan dengan memakan makanan yang sehat dan bergizi sesuai dengan komposisi yang seimbang.

*Mahasiswa PIAUD UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Angkatan 2022

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *